Sabtu, 18 Mei 2013

Tepat di Jantungmu



Angin berhembus dengan kuat, dedaunan di kota Maroko pun berhamburan saling perpapasan, bahkan ada juga melayang sampai menutupi semut-semut yang merangkak dalam tanah. Kaki semut pun melaju menuju lubang-lubang dalam tanah untuk menghangatkan suhu badannya.
Malam itu memang sangat dingin, hampir semua  orang di kota itu mengasyikkan dirinya  terlelap tidur. Tak terkecuali Galih dan Ratna, sepasang suami istri yang baru saja bertemu setelah setahun berpisah. Perpisahan mereka bukan karena perceraian akan tetapi karena Galih pergi meninggalkan Ratna untuk mencari nafkah di negri Samurai untuk Ratna.
“Kenapa kita hanya terlelap menikmati suhu malam ini, Mas ?” kata Ratna sambil menyentuh  mata yang paling ia sukai seraya membangunkan Galih. Beberapa kali Ratna mencoba membangunkan Galih. Namun Galih tak juga terbangun dari tidurnya. Karena usaha Ratna tak berhasil membangunkan Galih, Ratna pun mencoba ikut menikmati suhu malam itu.
02.00 WIB. Ketika mata Galih mulai sedikit terbuka untuk melihat Ratna yang ada di sebalahnya, Galih terkejut. Ratna yang tadinya tidur seranjang dengannya, tiba-tiba tidak ada. Galih buka lebar-lebar matanya, kemudian mengangkat kakinya turun dalam ranjang dan melangkah berjalan untuk mencari Ratna. “ Ratna, dimana kamu dik?” kata Galih dengan mengelilingi seisi rumahnya. Sebuah vas bunga di sebelah pintu masuk rumahnya tiba-tiba jatuh menjadi kepingan-kepingan kaca. Kaki Galih pun melangkah menuju tempat tersebut, penasaran kenapa vas bunga itu bisa jatuh dengan sendirinya tanpa sebab. Dilihatnya benda-benda di sekitar, sesaat foto pernikahan juga jatuh. Jam dinding, lukisan, kalender dan lampu ruang itu pun menyusul membantingkan diri ke lantai.
“Apa yang sebenarnya terjadi”, gumam Galih dalam hatinya serta merasakan kekhawatiran kepada Ratna sang istri. Namun Galih mencoba tetap tenang dan terus mencari Ratna di ruang-ruang rumah yang belum ia datangi. Di dekat dapur ia menemukan beberapa tetesan darah, kemudian dengan perlahan ia mengikuti tetasan darah itu. Namun sayangnya tetesan darah itu hanya berhenti sampai depan pintu kamar mandi saja.
Suara keributan juga Galih dengar dari balik pintu kamar mandi itu. Kemudian di bukanya pintu kamar mandi oleh Galih dengan hati-hati. “ Ratna, Lina ?” kata Galih terkejut melihat Ratna yang dengan gemetar memegang pisau dapur dan pistol di sebelah Lina, sebagai wanita selingkuhannya sudah berlumuran darah dalam bajunya yang mengalir dari sisi kiri perutnya.
“Aku tidak bersalah Mas”, kata Ratna sambil membuang pisau dapur itu. Galih hanya membalikkan badan dan melangkah untuk mengambil telepon. “Apa yang akan kamu lakukan untukku Mas ?” kata Ratna dengan membututi setiap langkah di belakang Galih. “Mas ingin melaporkan aku kepada polisi ? Mas lebih membela wanita jalang itu daripada aku ?” tambah Ratna. Galih tak memperhatikan ucapan Ratna sama sekali. “Mas Lina yang merusak rumah tangga kita bukan ?, Lina juga yang merusak perabotan rumah kita dan mencoba membunuhku hanya untuk bisa memilikimu Mas. Jelas Ratna kepada Galih berharap ia tak melaporkannya pada polisi. “Asal kamu tau saja Ratna, justru kamulah yang merusak rumah tanggaku dengan Lina”. Kemudian Ratna lari ke kamar mandi untuk mengambil pisau dapur yang ia gunakan untuk menusuk perut Lina tadi dan dengan tergesa-tesa ia juga menusukkan pisau dapur itu tepat di jantung Galih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar