Rabu, 11 Desember 2013

CERITA ANAK


Karena kupu-kupu
Belalang dan Kumbang adalah pasangan suami istri yang sangat harmonis, setiap harinya mereka melakukan pekerjaan rumah tangga secara bersama, namun sayangnya mereka belum memiliki seorang putra yang mereka idamkan selama berberapa tahun. Ketika kumbang sedang memasak di rumah, sementara Belalang mengambil air di sungai untuk minuman di rumah. Dalam perjalanannya, belalang melihat kupu yang di siksa oleh kalajengking. Kupu berteriak keras meminta pertolongan kepada makhluk yang ada di sekitar situ. Belalang tidak tega melihat perlakuan kalajengking yang begitu kejam menyiksa kupu, kemudian belalang mencoba menghampiri kalajengking dan berkata : “apa yang sedang kau lakukan kalajengking?”, “ini bukan urusanmu belalang, urus saja urusanmu dengan kumbangmu yang tak bisa menghasilkan keturunan”. Kata kalajengking dengan emosi.
“Apa yang kamu inginkan dari kupu itu ?” kata belalang
“aku hanya menginginkan dia menjadi istriku, istana serta isinya telah kupersiapkan untuknya, namun kupu itu dengan lancang menolakku”. Jawab kalajengking itu
“tak semestinya kau perlakukan kupu seperti itu, jika memang ia tak mau menerima untuk menjadi istrimu, bukanlah lebih baik kau mencari calon istri yang lain untuk menempati istana dan isinya yang telah kau sediakan itu.” Kata belalang dengan tenang.
Namun kalajengking malah marah dan menerkam belalang dengan cakarnya karena tak sudi menerima saran yang di ajukan oleh belalang. Dengan meninggalkan tempat, kalajengkingpun berteriak, “ambil saja kupu itu untuk kau jadikan istri keduamu untuk memiliki keturunan, aku sudah tak sudi menginginkannya untuk kujadikan istri”. Kemudian kupu itu terbang mendekat menghampiri  belalang, ia mencoba mengobatinya lukanya dan mengantarkannya pulang ke rumah.
Di rumah, kumbang telah siap menyediakan makanan yang telah di masak untuk di sajikan kepada suaminya belalang. Melihat suaminya datang dengan keadaan terluka bersama dengan kupu yang mengantarkannya, kumbang langsung menyuruhnya untuk masuk ke dalam rumah. Belalang mencerikan apa yang telah terjadi kepada istrinya. Sambil belalang bercerita, kumbangpun kemudian mempersilahkan suami dan kupu untuk makan bersama.
“apa ibumu tidak mencarimu kalau kamu disini kupu?” kata kumbang dalam membuka pembicaraan dengan kupu.
“aku sudah tidak mempunyai keluarga.” Jawab kupu
“kami sudah lama menikah dan belum memiliki keturunan, jika kau berkehendak, aku ingin kau jadi putri kami. Kata kumbang dengan harapan yang sangat.
“sebagai rasa terima kasihku terhadap suamimu yang telah menolongku, maka aku bersedia kau jadikan putrimu”.
Kemudian kupu, belalang dan kumbang hidup besama dalam sebuah keluarga yang berbahagia. Namun suatu hari, ketika kumbang keluar rumah, tiba-tiba banyak warga makhluk udara yang berterbangan tak tentu arah karena lari dari kejaran para makhluk yang hidup di atas bumi. Salah satu di antara mereka ada yang meninggal karena gigitan kalajengking.
Setelah kalajengking dan kawanan makhluk yang tinggal di atas bumi pergi. Kumbang dan para makhluk udara berdiskusi untuk bagaimana seharus menyikapi kalajengking dan kawanannya dengan baik. Jika dengan mengikhlaskan kematian salah satu di antara makhluk udarapun masih membuat mereka menyerang kembali untuk kedua kalinya. Maka dengan terpaksa para makhluk udara melawannya.
Burung, kelelawar, kupu-kupu, kumbang, laron, belalang dan makhluk udara lainnya telah siap untuk melawan makhluk udara, seperti; kadal, kodok, kura-kura, singa, macan dan kawanan lainnya.
Dan ternyata benar, kalajengking dan kawanannya datang kembali untuk menyerang para makhluk udara, terutama belalang dan keluarga yang paling diincar karena telah mencampuri urusan pribadinya. Ketika singa hendak mencakar burung, burung memberi komando kepada kawanan makhluk udara. “teman-teman serbu makhluk itu”. Secara bersamaan makhluk udara menutupi mata singa dan menempel di seluruh badannya hingga singa itu tak bisa melihat dan geli dengan badannya yang ditempeli makhluk udara itu. Sampai akhirnya singa itu terjatuh dan menyuruh kawanan makhluk di atas bumi untuk mundur.
    Dengan mundurnya makhluk di atas bumi, akhirnya makhluk udara bisa hidup damai lagi. Begitu juga kehidupan keluarga belalang.

CERITA ANAK


Hana Penakluk Hutan Fantasi
Suatu hari, nick dan hana tersesat di hutan ketika sedang mengikuti perkemahan yang di adakan sekolahnya. Mereka bingung tak tau arah pulang menuju tenda perkemahan bersama teman-temannya. Hingga matahari mulai tenggelam mereka belum juga menemukan jalan menuju perkemahan. Melewati semak-semak yang sangat lebat mereka masih tetap berjalan menelusuri hutan itu. Lepas dari pandangan mereka, seekor macan menergap nick. Mencabik-cabik dagingnya untuk dimakan. Melihat kejadian itu, hana langsung lari dengan kencang meninggalkan tempat itu karena takut ia akan menjadi sasaran berikutnya.
Paginya, hana terus berjalan. Ia menemukan sungai yang jenih, ia ingin membasuh mukanya dengan air sungai itu agar tidak terlalu kumuh dan terlihat segar. Namun ketika kedua tangan hana menempel membentuk mangkuk untuk mengambil air sungai itu, seekor buaya keluar tepat di atas jari tangannya yang hendak menyantapnya. Untungnya hana langsung bisa menghindari. Pergi dari sungai dan mencari tempat lain untuk dijadikan istirahat. Saat sedang duduk tenang sambil berfikir bagaimana cara untuk bisa kembali ke tempat perkemahan dan keluar dari hutan, tanpa tersadar seekor laba-laba telah menggerumuti tubuhnya. Hana kanget dan menyingkirkan laba-laba itu dari tubuhnya. Ia lari mencari tempat yang lebih aman. “kemana aku harus bersembunyi dari binatang-binatang yang hendak memangsaku di hutan ini?” gumamnya dalam hati.
Kembali hana berjalan dan berfikir untuk bisa ke tempat perkemahan dan keluar dari hutan. Tiba-tiba seekor monyet mungil hinggap di atas pundaknya dan berkata :”kamu tak perlu berfikir untuk keluar dari tempat ini, taklukan hutan ini, dan tinggallah bersama kami.” Mendengar ucapan si monyet mungil itu hana melotot memandanginya.
“kamu bisa bicara seperti manusia?” kata hana
“tentu, semua binatang yang ada disini bisa berbicara layaknya manusia.” Jawab si monyet mungil
“sebenarnya aku berada dimana? hutan apakah ini?” tanya hana kepada si monyet mungil
Kemudian si monyet mungil itu menceritakan kepada hana bahwa hutan itu adalah hutan fantasi, dimana semua binatang yang ada di hutan itu bisa berbicara layaknya manusia karena memang dulunya mereka adalah manusia.  Seorang penyihir jahat telah mengubah manusia menjadi binatang karena saat itu penyehir murka dengan suaminya yang telah menghianati cintanya. Sedangkan warga yang kena amarah penyihir itu telah di ubahnya menjadi binatang semua. Kemudian hana bertanya :”lalu kenapa seekor macan memakan temanku nick, sedangkan ia tau bahwa nick tidak bersalah apa-apa”. si monyet mungil itu kembali bercerita bahwa kenapa macan itu memakan nick, itu karena tak lain ia putra dari penyihir dan pernah membunuh anak macan itu beberapa tahun yang lalu yang di jadikan binatang peliharaan yang tak pernah di beri makanan. Mungkin karena kejadian itulah si macan ingin balas dendam kepadanya terhadap apa yang pernah dilakukan temanmu nick.
“lalu apa yang bisa ku lakukan untuk kalian semua, dan bagaimana jika macan, buaya, laba-laba dan binatang yang lain malah ingin memangsaku?” tanya hana
“Jangan khawatir, aku akan bersamamu dalam perjuangan untuk mengembalikan binatang-binatang disini untuk kembali menjadi manusia lagi.” Jawab si monyet mungil. “namun sebelumnya kamu harus bisa mengambil hati binatang-binatang disini dan mencoba memberi kepercayaan kepada mereka bahwa kamu telah tulus akan membantu mereka untuk kembali menjadi manusia. Setelah binatang-binatang disini sudah mempercayaimu, pergilah kamu ke rumah penyihir itu yang ada di sebelah barat tempat perkemahanmu. Ambillah kalung permata hitam yang penyihir punya itu ketika ia tertidur, dan musnahkanlah kalung itu dengan cara menaruhnya di tanah tepat dibawah matahari, maka penyihir dan semua sihirnya akan musnah seketika itu”. Tambah si monyet itu.
Beberapa saat kemudian, seekor gajah mendekati hana, gajah itu ingin menendang hana dengan kakinya yang begitu besar. Namun sebelum gajah itu menendang hana, ia mencoba mengajak berbicara  dengan baik-baik. Ia menjelaskan apa yang telah ia ketahui dan mencoba menyakinkan gajah bahwa ia tulus ingin membantu binatang-binatang kembali menjadi manusia seutuhnya. “tetaplah disini terlebih dahulu, aku akan mengumpulkan binatang-binatang disini agar mereka tau maksud baikmu ini”. Kata gajah.
Kemudian gajah mengumpulkan binatang-binatang di hutan itu dan menceritakan maksud baiknya. Macan, buaya dan laba-laba meminta maaf atas perlakuan jahatnya sebelumnya. Setelah para binatang percaya dengan rencana baiknya. Hana segera berangkat menuju rumah penyihir jahat itu bersama si monyet mungil. Tak semulus seperti rencana yang telah di rancang oleh si monyet dan hana sebelumnya, penyihir itu terbangun dan mengejar mereka untuk mendapatkan kalung permata hitamnya. Hana terjatuh, kaki kanannya tersandung akar pohon dijalanan. Ia memberikan kalung permata hitam itu kepada si monyet mungil.
“kamu bagaimana hana?” kata si monyet mungil
“lupakan aku, selamatkan semua binatang-binatang di hutan fantasi ini” teriak hana
Monyet berlari dengan sekuat tenaga, ia segera menuju di tempat yang tepat dibawah matahari tak terhalang oleh pohon, kemudian meletakkan di tanah yang tepat terkena matahari. Ketika itu pula penyihir yang hendak melukai hana musnah. Hana selamat dari penyihir itu. Si monyet mungil berubah menjadi manusia yang tampan yang memiliki nama korosuke .
 Korosuke dan hana kembali ke tempat para binatang tadi. Mereka semua telah berubah menjadi manusia seutuhnya. Manusia yang sempurna.

CERPEN


Just Dreams
Dengan mata yang terpaku menatap ke depan, kaki yang siap untuk mengontrol arah maju dan berhenti, serta badan yang terlihat berisi tak seperti daging, mungkin lebih tepatnya terlalu banyak lemak. Menghampiri dan membawaku saat ku panggil dan ku suruh untuk mengantarkanku ke suatu tempat. Tempat yang banyak orang bisa melihatku, memanggilku serta mengagumiku. bahkan sebaliknya mencaci dan menghinaku tanpa rasa hormat. Namun kurasa itu tidak begitu penting. Semua orang sibuk dengan langkahnya masing-masing.  Melaju dengan tujuan mereka sendiri.
***
Malam itu, kau terlihat polos. Nyaris seperti bayi yang baru datang ke dunia ini. Suci tanpa dosa. Sedikit tenang namun penuh dengan tanda tanya. Ku lihat Kau sedang duduk bersila paggung sambil memindah-mindahkan channel stasion televisi. Sekilas kulihat seperti ada hal yang lebih berbeda terdapat dari dalam dirimu. Dengan seksama ku perhatikanmu. Mulai dari posisi dudukmu. Caramu menggunakan mata untuk melihat sesuatu, termasuk menonton acara sepak bola di televisi itu. Serta caramu mimindah-mindahkan channel dengan remot televisi yang kau genggam di tangan kananmu.
Malam pun semakin larut, kelihatannya kau akan mengakhiri duduk sila panggungmu dengan berdiri pergi meninggalkan acara sepak bola di televisi itu. kau ambil sandal japitmu di atas tanah tepat batas pintu masuk rumah. kemudian kau langkahkan kakimu mendekat motor untuk mengendarainya dan pergi dari rumah itu. Dari jauh aku mengikutimu dengan jalan kaki. Sayang, motormu terlalu kencang dalam melaju hingga jejak roda motormu pun tak membekas sedikitpun di jalanan. Lenyap begitu saja.
Ku terus berjalan di atas trotoar di sepanjang jalan dengan harapan bisa menemukanmu kembali di jalanan sekitar situ. Ku lihat ke kanan dan ke kiri serta ku tengok ke belakang. Tak kunjung juga ku temukan dirimu. Akhirnya ku putuskan untuk kembali ke rumah dimana kau duduk bersila panggung sambil menonton acara sepak bola di televisi itu. Barangkali kau sudah pulang kembali ke rumah itu. Namun lagi tak kutemukan kau berada di rumah itu. Hingga beberapa jam ku tunggui. Tak juga kau kembali.
Malam berikutnya, kulihat kau memakai baju koko putih dan sarung bergaris vertikal berwarna banyak hitam sedikit putih serta lengkap dengan peci hitam yang baru saja turun dari masjid. Berjalan ke arah selatan. Tak seperti akan pulang ke rumah tempat kau duduk bersila panggung. Akupun semakin penasaran kemana tempat yang akan menjadi tempat tujuanmu. 
Ku arahkan kepalaku untuk menatap langit yang tak menampakkan bintangnya. Tertutup oleh awan dan warna menjadi gelap. Seperti hendak menjatuhkan tetesan air ke bumi. Sepertinya juga tak mengijinkan aku untuk mengikuti langkah tempat yang akan kau tuju. Dari kejauhan ku lihat kau terus berjalan ke arah selatan. Semakin menjauh tanpa tersisa bayangmu.
Lalu Ku putuskan kembali pulang ke rumah saat langit menjatuhkan airnya ke bumi smakin serentak dengan diiringi angin yang beberapa kali sempat menghantam daun-daun pohon ringin yang sudah siap untuk melepaskan daun yang tadinya menempel dengannya. Hingga akhirnya sampai di rumah, ku rebahkan badanku dan ku sandarkan kepalaku di atas empuknya boneka pandaku.
***
Aku berlari sekuat tenaga menuju gua yang ada di tengah hutan dari kejaran ular cobra yang terus mengejarku. Tak seorangpun mendengar teriakan permintaan pertolonganku di hutan itu. Entah karena memang suara teriakanku kurang begitu keras atau bahkan memang benar-benar tak seorangpun berada di hutan itu.
Di sisi sudut kanan dalam gua. Ku temukan bekas bakaran ketela yang baru saja menjadi abu. Seperti telah ada orang yang tinggal di gua itu. “ hallo......apa ada orang yang menghuni di tempat ini ?” kataku dengan berteriak. Tiba-tiba muncul bayangan yang sepertinya sudah tak asing lagi bagiku. Bayangan yang mungkin sering ku lihat dan ku perhatikan. Ya kau. Kaulah sang pemilik bayangan itu.
“siapa kau ini, kenapa ada disini?”. Jawabmu dengan sedikit kaget karena adanya aku di gua itu.
“aku Uru. Aku sedang di kejar-kejar oleh ular cobra di luar sana. Ku kira ini adalah tempat yang aman untuk bisa bersembunyi dari kejaran ular cobra itu. Namun jika kau pemilik gua ini dan tak berkehendak aku berada disini maka aku akan segera keluar dari gua ini.”ucapku lagi.
Lama ku menunggu kau bicara untuk mengijinkanku bersembunyi dalam gua itu. Namun tak juga kau ucapkan sepatah dua patah kata lagi.  Kau malah membalikkan badan dan membiarkanku terus merasa ketakutan kalau-kalau ular cobra itu datang menghampiri dan mematokku.
“mungkin kau tak mengijinkanku berada di gua ini”. Gumamku dalam hati sembari aku melangkahkan kaki untuk keluar dari gua itu. Lima langkah setelah keluar dari gua,  ku temukan dua ular cobra yang terlihat seperti sedang berdiskusi untuk mengejar dan mematokku. Dan itu memang benar. Dua ular cobra itu benar-benar mematokku hingga aku lemas tak berdaya. Penglihatanku juga semakin buram. Rasanya racun cobra sudah merajahi tubuhku.
Saat mataku terbuka. Terlihat sesosok di atas mataku. Tak begitu jelas pada awalnya, namun lama  kelamaan smakin jelas sosok itu. tak asing lagi bagiku. Iya kau. Lagi-lagi kau yang berada di atas penglihatan mataku saat terbuka.
“apa kau yang menolongku dari dua ular cobra itu?” kataku.
Kau berdiri dan melangkah menuju ke arah ke selatan dan meninggalku. Aku tak bisa mencegahmu untuk tidak meninggalku sendiri di tempat itu. Juga ku pikir kau pasti tidak akan senang jika aku mengikutimu. Pandanganku tertuju padamu. Sedekit demi sedikit lenyap bayangmu terlihat oleh penglihatanku yang pergi meninggalku.
***
“ayo bangun nak, saatnya sholat subuh. Segera menyusul ke masjid ya, ibu berangkat dulu”. Kata ibu saat membangunkanku di tempat tidur.
Sejenak ku termenung di atas tempat tidur. Mengingat-ingat kembali mimpi yang baru saja terjadi. Pyar..... suara piring yang di jatuhkan kucing memecahkan renunganku. Akupun kemudian mengambil air wudhu dan segara pergi ke masjid untuk menyusul ibu dan melaksanakan sholat berjamaah.
Siang harinya, di tengah jalan ku temukan sepucuk kertas putih bergaris horisontal yang berisi coretan-coretan tinta hitam di setiap garisnya. Tak begitu bagus coretan itu untuk di lihat. Bahkan sulit untuk dipahami maksud dari coretan itu sendiri.
Buat pak Tara
Bismilahirohmanirrohim
Assalamualaikum pak tara lagi apa aku sama yang lain lagi kangen inget nggak aku nangis saat perpisahan pak oh ya pak sekarang ngajar dimana aku denger diberingin tadi aku kerumah ndak ada.
Oh ya pak aku juga nomer hp pak ahmadnya setiap ada pertemuan ada perpisahan sekian dulu ya pak tolong di bales suratku nanti kalau udah titipin aja ya pak.
Terimakasih.
 Rizka
“Maaf mbak Uru itu surat untuk Pak Tara, guru sekolahku yang jatuh waktu di bawa temanku. Boleh ku ambil kembali?”. Suara Rizka anak kelas empat sekolah dasar itu mengagetkanku saat selesai ku baca dan ku tutup kembali sepucuk kertas itu.
“oh iya, tentu saja kau dapat mengambilnya kembali”. Kataku dengan memberikan sepucuk kertas itu kepada rizka.
“Boleh aku tau seperti apakah pak tara guru di sekolahmu itu rizka?” ucapku lagi.
“Maaf mbak Uru, aku terburu-buru mengantarkan surat ini kepada Pak Tara. Lain kali saja akan ku ceritakan tentang Pak Tara kepada mbak Uru”. Kata Rizka sambil berlari serasa tak sabar untuk memberikan surat itu kepada Pak Tara.
***
Ku temukan bapak dan ibuku tengah sibuk membersihkan rumah. Tak seperti biasanya kedua orang tuaku gotong royong dalam membersihkan rumah seperti kali ini. Saat ku tanyakan kepada mereka mengenai sebab-sebab mereka gotong royong mmembersihkan rumah bersama. Mereka hanya tersenyum dan malah menyuruhku untuk berdandan secantik mungkin untuk malam ini. Aku tak mengerti apa yang dimaksudkan oleh kedua orang tuaku. Namun sebagai anak aku hanya ingin membahagiakan kedua orang tua yang telah berjasa membesarkan serta mendidikku dengan sabar hingga kini. Selain itu juga aku penasaran dengan sikap kedua orang tuaku yang menyuruhku untuk berdandan secantik mungkin untuk malam ini, karena aku penasaran, akupun mengikuti intruksi yang disuruh orang tuaku.
Kupakai baju terbaikku di lemari kayu tuaku yang nyaris habis kayunya karena telah menjadi makanan rayap setiap harinya. Ku kenakan pita putih di atas rambutku dan semprotkan parfum beberapa kali ke badanku. Merasa sudah agak terlihat cantik, Ku beranikan keluar dari kamar dan menghampiri bapak dan ibuku di kursi tamu. Disitu kulihat seorang lelaki muda yang lumayan memiliki hidung yang lebih panjang dari hidungku. Kira-kira memiliki panjang 4 cm an. Mata yang hampir seperti bulan sabit dan dalam, lebih dalam dari tulang yang tertupi oleh alis hitam. Serta bibir yang tipis dan berbentuk lancip tepat di tengah-tengahnya bagian atas.
“ini Uru bu?” katamu sambil kau gunakan matamu yang hampir seperti bulan sabit itu serta melebarkan bibir tipismu 2 cm ke kanan dan 2 cm ke kiri. Aku mengangguk simbol ucapannya benar. Kemudian bapak dan ibuku menyuruhku duduk di tengah-tengah mereka. Memperkenalkanku kepada lelaki muda itu yang tak lain adalah Pak Tara. Guru sekolah dasar yang tadi pagi ku temukan surat untuknya. Iya tak salah lagi itu kau, kau berarti guru yang dimaksudkan oleh Rizka murid Pak Tara itu.
“kalau Uru sudah siap, besok bisa kita laksanakan pernikahannya kan pak bu?” katamu lagi. Sedangkan aku merasa sangat terkejut dengan ucapan yang baru saja kau katakan kepada kedua orang tauku. Kemudian ku minta penjelasan yang detail mengenai kejadian yang sesungguhnya dan yang telah kau dan orang tuaku rencanakan untukku.
“Pak Tara ini beberapa kali bermimpi tentang dirimu nak Uru. Ia juga telah bercerita tentang mimpinya bertemu kamu di gua ketika di hutan juga. Sudah lama juga Pak Tara ini memperhatikanmu secara diam-diam. Ia menyukaimu dan ingin menikah denganmu. Ibumu juga sering mendengar kau nglindur berteriak-teriak minta tolong kepada orang saat di kejar-kejar ular cobra persis yang di cerikan Pak Tara ini. Jadi bapak dan ibu kira tak ada salahnya jika kau menerima Pak Tara karena telah banyak tanda-tanda kalau kalian berjodoh.” Penjelasan bapak panjang lebar padaku.
   Dengan mencuri pandang, kau lirik aku dan lagi kau biarkan bibir tipismu itu kembali melebar 2 cm ke kanan dan 3 cm ke kiri. Tak kuasa aku melihatnya. Ku tundukkan kepalaku. Ku pandangi tanah yang ada di bawah. Mungkin itu lebih baik daripada melihatmu.
“kita akan merayakan acara pernikahan besok di rumahku yang ada di selatan desa sana, aku sudah sudah mempersiapkan semuanya”.
***
Seetttt.......semua badanku maju kedepan yang juga mendorong badanmu untuk maju kedepan. Kau marah mengeluarkan kata-kata kotor dengan emosimu kepada seorang pengemudi motor tepat di depanmu yang saat itu sedang mengerem dengan mendadak. Hingga membuatmu juga terpaksa menginjak rem depan belakang di motor yang kau kendarai bersamaku. Aku pun merasa kaget saat helm yang kupakai mengeluarkan bunyi tukkk karena bertabrakan dengan helm yang kau pakai. Kemudian kau tengok aku kebelakang dan berkata: “Sudah sampai mbak. Ongkosnya dua puluh ribu”.
   

Minggu, 06 Oktober 2013

PEMOTRETAN UNTUK JURNALISTIK


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Foto adalah puisi tanpa kata- kata, sarana komunikasi tercepat yang efektif dan efisien. Seorang wartawan foto menyampaikan perasaannya atau apa yang dilihatnya secara visual agar terjadi komunikasi dengan jalan pintas.
Nilai sebuah foto jurnalistik yaitu sebuah cerita yang mengungkapkan dan melaporkan semua aspek dari suatu kenyataan dengan menyiratkan rumus 5W+1H, sehingga dapat mewakili ribuan kata atau kalimat. Dalam dunia persuratkabaran foto- foto jurnalistik sangat penting dan perlu. Karena foto membuat segar halaman surat kabar, menolong mata pembaca untuk melihat hal- hal yang menariki, memisahkan dua berita agar tidak monoton. Sebuah foto jurnalistik juga berfungsi sebagai headline (judul berita).[1]
 Selain itu, di dalam dunia jurnalistik, foto merupakan kebutuhan yang vital. Sebab foto adalah salah satu daya pemikat bagi para pembacanya. Di sisi lain, foto juga sebagai pelengkap dari berita tulis. Penggabungan keduanya, kata-kata dan gambar, selain menjadi lebih teliti dan sesuai dengan kenyataan dari sebuah peristiwa, juga seolah mengikutsertakan pembaca sebagai saksi dari peristiwa tersebut. Kelebihan dari sebuah foto sebagai medium komunikasi visual yaitu tulisan menjadikan lebih mudah dipahami.
Dalam pengambilan foto, fotografer perlu mempelajari penggunaan peralatan foto, mereka mungkin merasa lebih mudah bekerja dengan kamera 35 mm, yang sudah lama dipakai dalam dunia jurnalistik. Sedangkan fotografer yang lebih ahli mungkin lebih menyukai kamera yang lebih canggih, memiliki sistem exposure multimode, dan sistem focus otomatis.  Oleh karena itu di dalam makalah ini akan dipaparkan tentang pemotretan dalam journalism.[2]

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Menguasaan Kamera?
2.      Bagaimana Membangun Kreatifitas dalam Pemotretan?
3.      Bagaimana Memanipulasi Sebuah Foto?
4.      Seperti Apakah Manajemen Pemotretan itu?
5.      Bagaimana Tips Memotret ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengguasaan Kamera
            Memotret adalah proses kreatifitas yang tidak hanya sekedar membidik obyek yang akan kita rekam dan kemudian menekan tombol shutter pada kamera. Dalam menciptakan sebuah karya foto kita harus mempunyai ide (konsep) yang matang agar tidak mengalami kesulitan dilapangan dan yang tidak kalah pentingnya adalah memahami tentang komposisi, ketajaman dan pencahayaan (teknis). Untuk menghasilkan sebuah karya foto. Seorang fotografer pada awalnya harus menguasai kamera dan bagaimana cara kerja kamera tersebut.
1.      Focusing
      Istilah focusing dalam fotografi adalah proses penajaman imaji pada bidang tertentu suatu obyek pemotretan. Focusing adalah teknik paling dasar tetapi begitu penting, karena untuk mendapatkan gambar yang tajam dan jelas kita harus melakukan focusing secara tepat. Pemilihan bidang atau titik tertentu dalam suatu obyek foto akan menentukan kesan “kedalaman” pada sebuah foto. Obyek yang akan kita hadapi dalam pemotretan tidak hanya sekedar benda diam saja, tetapi kita juga akan dihadapkan pada benda bergerak (misalnya foto olahraga), hal ini akan berpengaruh pada tingkat kesulitan dalam focusing. Untuk tahap pembelajaran, lakukanlah focusing pada benda diam dahulu hingga kita memahami tehnik focusing dengan tepat.
2.      Pengaturan Speed
      Proses pembakaran negatif di dalam kamera untuk mendapatkan imaji tertentu dipengaruhi oleh cara kerja dan kecepatan rana kamera. Kita bisa menentukan kecepatan rana saat pembakaran dengan pengaturan speed. Semakin tinggi speed (high speed) yang kita pakai maka akan semakin cepat pula rana bekerja dan sebaliknya, semakin rendah speed (low speed) yang kita pakai maka akan semakin lambat pula rana bekerja. Dalam dunia fotografi terdapat istilah pencahayaan normal (normal eksposure), pencahayaan rendah (under eksposure) danpencahayaantinggi (over eksposure). Pencahayaan normal adalah dimana kita menentukan speed dan diafragma yang tepat untuk mendapatkan gambar seperti pada keadaan obyek foto yang sebenarnya. Over eksposure (pencahayaan tinggi) adalah kompensasi pada pengaturan speed untuk mendapatkan intensitas pencahayaan yang lebih banyak daripada pencahayaan normal dan gambar yang dihasilkan pun lebih terang daripada kondisi aslinya.Under eksposure (pencahayaan rendah) adalah kompensasi pencahayaan pada pengaturan speed untuk mengurangi intensitas cahaya dibawah pencahayaan normal.Under eksposure sering digunakan ketika kondisi cahaya dalam pemotretan terlalu keras sehingga pengkompensasian akan diperlukan untuk mendapatkan gambar yang lebih maksimal.
3.      Pengaturan Diafragma
      Sebuah foto yang menarik adalah dimana foto tersebut terdapat dimensi ruang atau kesan kedalaman.Fasilitas diafragma pada lensa kamera berperan penting dalam mengatur pemisahan antara bidang background dan obyek utama.Diafragma juga menetukan seberapa luas ruang tajam pada foto.Semakin kecil bukaan diafragma semakin luas ruang tajam yang bisa kita dapatkan dan semakin besar bukaan diafragma maka semakin sempit ruang tajam dalam foto.
B.     Kreatifitas Pemotretan
            Dalam pengambilan foto, ada beberapa fasilitas yang disediakan oleh kamera yang dapat menunjang kekreatifan dalam mengambil sebuah gambar, yaitu:
1.      Zooming
      Zooming adalah kreatif pemotretan dengan memanfaatkan fasilitas ring zoom pada lensa kamera. Zoom in adalah membuat gambar obyek tampak lebih mendekat sedangkan zoom out adalah membuat gambar obyek tampak lebih menjauh. Dalam pengaturan speed dan penggunaan zoom yang tepat akan memberikan efek motion (gerak) pada hasil foto.
2.      Panning
      Panning adalah teknik kreatif pemotretan untuk mendapatkan efek gerak pada obyek yang bergerak (balap motor, orang berlari, dll). Hasil dari teknik panning adalah adanya efek motion (gerak) pada latar belakang (background).
3.      Double/Multi Ekspose
      Adalah teknik pemotretan dengan mengkombinasikan beberapa perekaman imaji/gambar dalam satu bingkai frame.Teknik ini membutuhkan penuangan kreatifitas, ide, konsep dan pemahaman komposisi serta pencahayaan.
4.      Bulb
      Bulb adalah proses pemotretan dengan memanfaatkan fasilitas bulb pada kamera. Fasilitas bulb pada kamera memberikan keleluasaan dalam menentukan berapa lama rana terbuka untuk proses pembakaran. Bila kita memotret pada kondisi cahaya yang minim atau sangat kurang (pada malam hari), dan prioritas speed tidak mampu lagi mendapatkan pencahayaan normal maka fasilitas bulb pada kamera akan sangat membantu. Untuk menghindari goncangan (shaking), alat bantu tripod dan kabel release sangat dibutuhkan.
5.      Siluet
      Siluet adalah teknik pemotretan untuk menampilkan gambar obyek dalam keadaan gelap. Teknik ini memanfaatkan arah sumber cahaya yang berasal dari balik obyek yang akan kita potret. Teknik ini membutuhkan ketepatan pencahayaan agar obyek yang kita rekam tetap tampil dengan kontur dan ketajaman yang tepat.
6.      Makro
      Makro adalah kreatif dalam pemotretan dengan menggunakan lensa makro untuk mendapatkan gambar obyek yang sangat dekat sekali. Foto makro juga digunakan untuk mendapatkan detail dan tekstur pada obyek yang kita potret. Dalam pemotretan makro, ruang tajam akan menjadi sempit sekali oleh karena itu dibutuhkan ketepatan pancahayaan dan focusing. Ketika tidak ada lensa makro untuk melakukan pemotretan ini kita bisa menyiasatinya dengan membalik lensa normal untuk pemotreta makro.
7.      Framming
      Framming adalah kreatif pemotretan dengan memanfaatkan unsur lain pada obyek yang kita potret sehingga membentuk kesan frame/bingkai tersendiri untuk menambah nilai keunikan dan menarik serta memperkuat kesan foto secara visual
8.      Strobis
      Strobist adalah teknik pemakaian flash secara external, jadi tidak digunakan diatas hotshoe kamera, melainkan dengan bantuan trigger, atau Flash yang bisa digunakan sebagai master. Alat wireless trigger ini umumnya menggunakan gelombang radio atau sinar infra merah untuk menyalakan flash slave (flash lain harus mengikuti pada flash utama). Keuntungan dengan menggunakan teknik ini kita bisa memposisikan satu atau lebih flash di mana saja untuk mengatur arah, intensitas, cahaya untuk menghasilkan foto yg kita inginkan.[3]
C.    Manipulasi Foto
            Yang dimaksud dengan manipulasi foto adalah teknik memperdaya suatu gambar dengan keinginan kita. Teknik ini disebut:
1.      Montage (montase), yaitu menggabungkan beberapa foto menjadi satu kesatuan.
2.      Crapping (kroping), yaitu teknik memotong atau menghilangkan bagian lain dari foto agar kita bisa mendapatkan bagian penting yang berkesan kuat.
3.      Pushing, yaitu teknik memotret dengan memanipulasi film, hal ini biasanya dilakukan pada tempat yang tidak normal.[4]
D.    Manajemen Pemotretan
            Manajemen pemotretan dapat diartikan suatu rangkaian kegiatan pemotretan yang diatur dengan sebaik-baiknya untuk kelancaran dan keberhasilan dalam pemotretan, agar dihasilkan gambar yang baik seperti yang diharapkan. Rangkaian kegiatan tersebut merupakan acuan kerja bagi fotografer dalam melaksanakan kegiatannya.
            Masalahnya adalah, bagaimana menerapkan ilmu manajemen dalam pemotretan? Penerapan fungsi manajemen dalam pemotretan pada dasarnya sama dengan yang diterapkan dalam usaha lainnya, yakni mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai evaluasi/ pengawasan. Jika dijabarkan, fungsi manajemen pemotretran tsb adalah sbb :
1.      Perencanaan
      Perencanaan di sini adalah rencana pemotretannya. Seorang fotografer harus mengetahui dan mencatat hal-hal seperti: Siapa yang memberi order pemotretan?, Apa yang akan dipotret (obyek)?, Dimana tempat pemotretannya dan bagaimana lokasinya (indoor/outdoor)?, Kapan pemotretannya (Hari, Jam, dsb)?, Hindari jadwal pemotretan bersamaan (bentrok).
     Data di atas harus diketahui dan dicatat dalam agenda kerja, sehingga segala sesuatunya dapat dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Manfaat lain dari data perencanaan tsb adalah agar pemotret lebih leluasa menyiapkan segala sesuatunya di dalam pemotretan tsb, sehingga jika hal-hal yang kurang jelas atau ada peralatan yang kurang/ rusak, bisa diantisipasi dan diatasi lebih awal.
2.      Pengorganisasian
     Rencana pemotretan yang sudah dibuat harus dilanjutkan dengan pengorganisasiannya. Yakni persiapan:
a.       Kamera dan Peralatan kamera (lensa, tripod, blitz, lightmeter, film, lighting,background, filter, batery, cable release, dsb) yang akan dibawa
b.      Asisten yang akan membantu dalam bekerja
c.       Sesuaikan dengan pekerjaan pemotretan yang akan dilaksanakan (pernikahan, show, pesta, dsb)
d.      Mengetahui apa yang akan dipotret dan dimana pemotretannya merupakan kata kunci yang harus dipegang.
3.      Pelaksanaan pemotretan
     Untuk suksesnya pelaksanaan pemotretan, sebaiknya :
a.       1-2 hari sebelum hari H dilakukan pengecekan ulang terhadap semua peralatan kamera yang akan dibawa dan digunakan dalam pemotretan, sehingga persiapannya benar-benar matang. Hal ini penting untuk menambah rasa percaya diri dan menghilangkan keraguan dalam bekerja.
b.      Saat pemotretan tiba, datanglah kelokasi pemotretan lebih awal dari jadwal yang ditentukan, sehingga segala sesuatunya dapat dipersiapkan tanpa tergesa-gesa.
c.       Pemotretan juga akan lebih leluasa memilih sudut pengambilan gambar [angle] yang tepat untuk menghasilkan gambar terbaik.
d.      Film yang sudah digunakan untuk memotret segera bawa ke studio foto untuk diproses cuci cetak dan hasilnya disampaikan kepada klien yang dipotret sesuai waktu perjanjian, sehingga segala sesuatu pekerjaan benar-benar berjalan dengan rencana yang dibuat.
4.      Evaluasi [mulai perencanaan, pengorganisasian, dan pemotretannya sendiri][5]
Foto jurnalistik mengundang berbagai bahasa penafsiran yakni:
a.       Bahasa penampilan: bahasa ekspresi muka, bahasa isyarat, bahasa penciuman,bahasa pendengaran, dan bahasa tingkah.
b.      Bahasa komposisi. Seperti bahasa warna, bahasa teksture, bahasa garis, bahasa sinar, bahasa bentuk, dan bahasa tata letak.
c.       Bahasa gerak.
E.     Tips Memotret
Berikut tips memotret yang dapat kami sampaikan:
1.      Mulai memotret dengan dengan long shot, orang akan melihat anda dari kejauhan lalu memotret dengan medium shot. Orang mulai mengenali anda. Dan memotret close up. Orang sudah bisa menerima anda, sehingga anda bebas memotret.
Cara ini juga membantu mempersiapkan mental sebelum berhadapan langsung dengan orang yang akan difoto.
2.      Memotret di kelas sama dengan memotret di luar kelas. Angel-angel dan jarak pemotretan juga sama. Yang berbeda adalah suasana, baik itu suasana di dalam di luar diri anda. Oleh karena itu, siapkan mental dan ketrampilan anda memotret. Seringlah memotret. Makin sering memotret makin bisa menguasai keadaan dalam maupun luar diri anda.
3.      Memotret adalah melakukan hal yang sama yang telah dilakukan orang, meliputi sudut pengambilan, jarak pemotretan dan teknik –teknik pemotretan. Melakukan hal yang telah dilakukan orang dalam memotret adalah hal yang wajar. Karena itu seringlah mengamati gambar. Seringlah mengamati teknik-teknik dan sudut pengambilan gambr yang telah orang lain lakukan, melalui buku-buku, majalah atau koran. Karena dengan sering mengamati gambar akan timbul rasa visual (sense of visual) yang membantu anda dalam memotret.[6]

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Memotret adalah proses kreatifitas yang tidak hanya sekedar membidik obyek yang akan kita rekam dan kemudian menekan tombol shutter pada kamera. Beberapa kreativitas dalam memotret yaitu ada zooming, panning, bult, suilet, double, famming, makro dan sebagainya. Mengenai manipulasi foto adalah teknik memperdaya suatu gambar dengan keinginan kita. Berkaitan dengan ini perlu adanya menejemen pemotretan agar gambar yang di inginkan sesuai harapan.
B.     Saran dan Rekomendasi
Demikian makalah yang kami buat apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam menyediakan materi atau penulisan makalah, kami mohon maaf. Untuk itu kami mohon saran dan kritik yang membangun supaya bisa menjadi acuan yang lebih baik dalam penyusunan makalah selanjutnya,  semoga melalui makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.



DAFTAR PUSTAKA
Audy Mirza Alwi, Foto Jurnalistik metode memotret dan mengirim foto ke media massa, jakarta: PT Bumi Aksara, 2004,

Ido Priyo Hadi, Penerapan Manajemen dalamPemotretan, 09-09-2013

Yuda Kurniawan, Pengenalan Jenis-Jenis Foto dan Teknis Dasar Pemotretan, 18-09-2013

Patmono SK, Teknik Jurnalistik Tuntutan Praktis untuk menjadi Wartawan, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1996,

Yurnaldi, Kiat Praktis Jurnalistik, (Angkasa Raya :1992,Padang)

Tom E. Rolnicki et. Al., Pengantar Dasar Jurnalisme (Scholastic Journalism), Penerjemah: Tri Wibowo, Jakarta: Kencana, 2008,



[1]Yurnaldi, Kiat Praktis Jurnalistik, (Angkasa Raya :1992,Padang)hal. 87
[2] Tom E. Rolnicki et. Al., Pengantar Dasar Jurnalisme (Scholastic Journalism), Penerjemah: Tri Wibowo, Jakarta: Kencana, 2008, hlm. 331
[3]  Yuda Kurniawan, Pengenalan Jenis-Jenis Foto dan Teknis Dasar Pemotretan, 18-09-2013
[4] Patmono SK, Teknik Jurnalistik Tuntutan Praktis untuk menjadi Wartawan, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1996, hlm. 121
[5] Ido Priyo Hadi, Penerapan Manajemen dalamPemotretan, 09-09-2013
[6] Audy mirza alwi, Foto jurnalistik metode memotret dan mengirim foto ke media massa, jakarta: PT Bumi Aksara, 2004, halm 94