Karena
kupu-kupu
Belalang dan Kumbang adalah pasangan suami istri yang sangat
harmonis, setiap harinya mereka melakukan pekerjaan rumah tangga secara
bersama, namun sayangnya mereka belum memiliki seorang putra yang mereka
idamkan selama berberapa tahun. Ketika kumbang sedang memasak di rumah,
sementara Belalang mengambil air di sungai untuk minuman di rumah. Dalam
perjalanannya, belalang melihat kupu yang di siksa oleh kalajengking. Kupu
berteriak keras meminta pertolongan kepada makhluk yang ada di sekitar situ.
Belalang tidak tega melihat perlakuan kalajengking yang begitu kejam menyiksa
kupu, kemudian belalang mencoba menghampiri kalajengking dan berkata : “apa
yang sedang kau lakukan kalajengking?”, “ini bukan urusanmu belalang, urus saja
urusanmu dengan kumbangmu yang tak bisa menghasilkan keturunan”. Kata kalajengking
dengan emosi.
“Apa yang kamu inginkan dari kupu itu ?” kata belalang
“aku hanya menginginkan dia menjadi istriku, istana serta
isinya telah kupersiapkan untuknya, namun kupu itu dengan lancang menolakku”.
Jawab kalajengking itu
“tak semestinya kau perlakukan kupu seperti itu, jika memang
ia tak mau menerima untuk menjadi istrimu, bukanlah lebih baik kau mencari calon
istri yang lain untuk menempati istana dan isinya yang telah kau sediakan itu.”
Kata belalang dengan tenang.
Namun kalajengking malah marah dan menerkam belalang dengan
cakarnya karena tak sudi menerima saran yang di ajukan oleh belalang. Dengan
meninggalkan tempat, kalajengkingpun berteriak, “ambil saja kupu itu untuk kau jadikan
istri keduamu untuk memiliki keturunan, aku sudah tak sudi menginginkannya
untuk kujadikan istri”. Kemudian kupu itu terbang mendekat menghampiri belalang, ia mencoba mengobatinya lukanya dan
mengantarkannya pulang ke rumah.
Di rumah, kumbang telah siap menyediakan makanan yang telah
di masak untuk di sajikan kepada suaminya belalang. Melihat suaminya datang
dengan keadaan terluka bersama dengan kupu yang mengantarkannya, kumbang
langsung menyuruhnya untuk masuk ke dalam rumah. Belalang mencerikan apa yang
telah terjadi kepada istrinya. Sambil belalang bercerita, kumbangpun kemudian
mempersilahkan suami dan kupu untuk makan bersama.
“apa ibumu tidak mencarimu kalau kamu disini kupu?” kata
kumbang dalam membuka pembicaraan dengan kupu.
“aku sudah tidak mempunyai keluarga.” Jawab kupu
“kami sudah lama menikah dan belum memiliki keturunan, jika
kau berkehendak, aku ingin kau jadi putri kami. Kata kumbang dengan harapan
yang sangat.
“sebagai rasa terima kasihku terhadap suamimu yang telah
menolongku, maka aku bersedia kau jadikan putrimu”.
Kemudian kupu, belalang dan kumbang hidup besama dalam
sebuah keluarga yang berbahagia. Namun suatu hari, ketika kumbang keluar rumah,
tiba-tiba banyak warga makhluk udara yang berterbangan tak tentu arah karena
lari dari kejaran para makhluk yang hidup di atas bumi. Salah satu di antara
mereka ada yang meninggal karena gigitan kalajengking.
Setelah kalajengking dan kawanan makhluk yang tinggal di
atas bumi pergi. Kumbang dan para makhluk udara berdiskusi untuk bagaimana seharus
menyikapi kalajengking dan kawanannya dengan baik. Jika dengan mengikhlaskan
kematian salah satu di antara makhluk udarapun masih membuat mereka menyerang kembali
untuk kedua kalinya. Maka dengan terpaksa para makhluk udara melawannya.
Burung, kelelawar, kupu-kupu, kumbang, laron, belalang dan
makhluk udara lainnya telah siap untuk melawan makhluk udara, seperti; kadal,
kodok, kura-kura, singa, macan dan kawanan lainnya.
Dan ternyata benar, kalajengking dan kawanannya datang
kembali untuk menyerang para makhluk udara, terutama belalang dan keluarga yang
paling diincar karena telah mencampuri urusan pribadinya. Ketika singa hendak
mencakar burung, burung memberi komando kepada kawanan makhluk udara.
“teman-teman serbu makhluk itu”. Secara bersamaan makhluk udara menutupi mata
singa dan menempel di seluruh badannya hingga singa itu tak bisa melihat dan
geli dengan badannya yang ditempeli makhluk udara itu. Sampai akhirnya singa
itu terjatuh dan menyuruh kawanan makhluk di atas bumi untuk mundur.
Dengan
mundurnya makhluk di atas bumi, akhirnya makhluk udara bisa hidup damai lagi.
Begitu juga kehidupan keluarga belalang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar