Rabu, 11 Desember 2013

CERITA ANAK


Karena kupu-kupu
Belalang dan Kumbang adalah pasangan suami istri yang sangat harmonis, setiap harinya mereka melakukan pekerjaan rumah tangga secara bersama, namun sayangnya mereka belum memiliki seorang putra yang mereka idamkan selama berberapa tahun. Ketika kumbang sedang memasak di rumah, sementara Belalang mengambil air di sungai untuk minuman di rumah. Dalam perjalanannya, belalang melihat kupu yang di siksa oleh kalajengking. Kupu berteriak keras meminta pertolongan kepada makhluk yang ada di sekitar situ. Belalang tidak tega melihat perlakuan kalajengking yang begitu kejam menyiksa kupu, kemudian belalang mencoba menghampiri kalajengking dan berkata : “apa yang sedang kau lakukan kalajengking?”, “ini bukan urusanmu belalang, urus saja urusanmu dengan kumbangmu yang tak bisa menghasilkan keturunan”. Kata kalajengking dengan emosi.
“Apa yang kamu inginkan dari kupu itu ?” kata belalang
“aku hanya menginginkan dia menjadi istriku, istana serta isinya telah kupersiapkan untuknya, namun kupu itu dengan lancang menolakku”. Jawab kalajengking itu
“tak semestinya kau perlakukan kupu seperti itu, jika memang ia tak mau menerima untuk menjadi istrimu, bukanlah lebih baik kau mencari calon istri yang lain untuk menempati istana dan isinya yang telah kau sediakan itu.” Kata belalang dengan tenang.
Namun kalajengking malah marah dan menerkam belalang dengan cakarnya karena tak sudi menerima saran yang di ajukan oleh belalang. Dengan meninggalkan tempat, kalajengkingpun berteriak, “ambil saja kupu itu untuk kau jadikan istri keduamu untuk memiliki keturunan, aku sudah tak sudi menginginkannya untuk kujadikan istri”. Kemudian kupu itu terbang mendekat menghampiri  belalang, ia mencoba mengobatinya lukanya dan mengantarkannya pulang ke rumah.
Di rumah, kumbang telah siap menyediakan makanan yang telah di masak untuk di sajikan kepada suaminya belalang. Melihat suaminya datang dengan keadaan terluka bersama dengan kupu yang mengantarkannya, kumbang langsung menyuruhnya untuk masuk ke dalam rumah. Belalang mencerikan apa yang telah terjadi kepada istrinya. Sambil belalang bercerita, kumbangpun kemudian mempersilahkan suami dan kupu untuk makan bersama.
“apa ibumu tidak mencarimu kalau kamu disini kupu?” kata kumbang dalam membuka pembicaraan dengan kupu.
“aku sudah tidak mempunyai keluarga.” Jawab kupu
“kami sudah lama menikah dan belum memiliki keturunan, jika kau berkehendak, aku ingin kau jadi putri kami. Kata kumbang dengan harapan yang sangat.
“sebagai rasa terima kasihku terhadap suamimu yang telah menolongku, maka aku bersedia kau jadikan putrimu”.
Kemudian kupu, belalang dan kumbang hidup besama dalam sebuah keluarga yang berbahagia. Namun suatu hari, ketika kumbang keluar rumah, tiba-tiba banyak warga makhluk udara yang berterbangan tak tentu arah karena lari dari kejaran para makhluk yang hidup di atas bumi. Salah satu di antara mereka ada yang meninggal karena gigitan kalajengking.
Setelah kalajengking dan kawanan makhluk yang tinggal di atas bumi pergi. Kumbang dan para makhluk udara berdiskusi untuk bagaimana seharus menyikapi kalajengking dan kawanannya dengan baik. Jika dengan mengikhlaskan kematian salah satu di antara makhluk udarapun masih membuat mereka menyerang kembali untuk kedua kalinya. Maka dengan terpaksa para makhluk udara melawannya.
Burung, kelelawar, kupu-kupu, kumbang, laron, belalang dan makhluk udara lainnya telah siap untuk melawan makhluk udara, seperti; kadal, kodok, kura-kura, singa, macan dan kawanan lainnya.
Dan ternyata benar, kalajengking dan kawanannya datang kembali untuk menyerang para makhluk udara, terutama belalang dan keluarga yang paling diincar karena telah mencampuri urusan pribadinya. Ketika singa hendak mencakar burung, burung memberi komando kepada kawanan makhluk udara. “teman-teman serbu makhluk itu”. Secara bersamaan makhluk udara menutupi mata singa dan menempel di seluruh badannya hingga singa itu tak bisa melihat dan geli dengan badannya yang ditempeli makhluk udara itu. Sampai akhirnya singa itu terjatuh dan menyuruh kawanan makhluk di atas bumi untuk mundur.
    Dengan mundurnya makhluk di atas bumi, akhirnya makhluk udara bisa hidup damai lagi. Begitu juga kehidupan keluarga belalang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar