Selasa, 08 Mei 2012

makalah penyuluhan agama


 PENYULUHAN AGAMA

       I.            PEBDAHULUAN
Kehidupan beragama merupakan hak asasi setiap manusia. Bahkan hidup beragama adalah hak asasi yang paling asasi. Mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, jumlahnya diatas 90 % dari seluruh penduduk nusantara ini. Namun kita semua tahu dan sadar, dari 90 % tersebut yang benar-benar memahami, menghayati dan mengamalkan syariat Islam mengkin tidak lebih dari separonya.
Pemahaman masyarakat terhadap nilai –nilai dan ajaran Islam masih perlu ditingkatkan. Dan ini menjadi tanggungjawab serta kewajiban bersama bagi setiap muslim, ulama dan tokoh agama, serta pemerintah.[1]
Allah berfirman dalam QS An Nahl 125:
”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
    II.            RUMUSAN MASALAH
1.      pengertian penyuluhan agama
2.      Agama dan pembangunan
3.      Pendekatan ( filologi ; fenomena, semantik, historiografi, heurmenetika )

 III.            PEMBAHASAN
1.      Pengertian penyuluhan agama
penyuluh agama adalah ujung tombak yang berperan penting dalam upaya membimbing masyarakat memahami ajaran agama, dan mengamalkannya secara berkualitas.
Keberhasilan seorang Penyuluh Agama Islam dalam melaksanakan tugasnya di masyarakat dipengaruhi oleh beberapa komponen diantaranya melalui pendekatan filologi : fenomenologi, semantik,  historiografi, heurmrnetika.
2.      Agama dan pembangunan
Tujuan pembangunan sederhana saja yaitu memberantas kemiskinan dan menjembatani kesenjangan. Karena kemiskinan dan kesenjangan memiliki akar masalah kemakmuran dan keadilan maka pembangunan pada akhirnya berdampak pada ekonomi, juga pada sosial. Penderitaan kemiskinan bukan hanya disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar, seperti sandang, pangan, dan papan, tetapi juga kesempatan memperoleh pendidikan, pelayanan kesehatan, kesempatan kerja, dan pengembangan diri, akses pada informasi serta peluang untuk turut serta mengambil bagian dalam proses kemasyarakatan dan bahkan kehidupan kenegaraan.
Dalam perkembangannya upaya pemberantasan kemiskinan dan penanggulangan kesenjangan membutuhkan pijakan normatif dan moral serta etis. Karena pada gilirannya, pembangunan sejati harus mengacu pada pengakuan bahkan pemuliaan harkat dan martabat manusia, harga diri dan kehormatan individu, serta pengakuan atas kedaulatan seseorang ataupun kelompok untuk mengembangkan diri sesuai dengan kenyakinan dan jati diri serta bisikan nuraninya. [2]
3.      Pendekatan ( filologi ; fenomenologi, semantik, historiografi, heurmenetika )
Pendekatan Filologi
      Berbagai teks atau peristiwa yang diberikan merupakan naskah penyuluhan, seperti halnya teks yang diserupakan lambang dapat dikembangkan makna-makna melalui studi filologi, sebagai pendekatan yang menitik beratkan dengan hubungan budaya dan seni serta kaitannya dengan rumpun-rumpun bahasa lainnya dan kerabat-kerabat bahasa yang merupakan studi budaya dan seni.[3]
Pendekatan Fenomenologi
      fenomenologi agama adalah aspek pengalaman keagamaan, dengan mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena keagamaan secara konsisten dalam orientasi keimanan atau kepercayaan objek yang diteliti. Pendekatan ini melihat agama sebagai komponen yang berbeda dan dikaji secara hati-hati berdasarkan sebuah tradisi keagamaan untuk mendapatkan pemahaman di dalamnya. Fenomenologi agama muncul dalam upaya untuk menghindari pendekatan-pendekatan yang sempit dan normatif dengan berupaya mendeskripsikan pengalaman-pengalaman agama dengan akurat.
Pendekatan Semantik
Pendekatan semantik pada dasarnya menitikberatkan teks-teks atau peristiwa dari kasuus dengan memberikan simbol-simbol itu kemudian dipahami melalui penelitian teks-teks sebelumnya maupun sesudahnya secara seseluruhan ( holistik ).[4]
Semantik itu secara ringkas dapat diuraikan sebagaiberikut :
1.      Tuhan menurunkan ayat
2.      manusia meresponnya baik dengan menerimanya sebagai kebenaran ( tasdiq ) atau menolaknya sebagai kepalsuan (takdzib)
3.      menuju kepada "kepercayaan"  (iman) atau menuju kepada " ketidak percayaan " (kufr ). [5]

pendekatan Historiografi
Pendekatan ini sangat populer dikalangan para ahli di lingkungan departemen agama. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa realitas yang terjadi sekarang ini sebenarnya merupakan hasil proses sejarah yang terjadi sejak beberapa tahun, ratusan tahun, atau bahkan ribuan tahun yang lalu. Kesenjangan sosial dan kemiskinan yang diderita umat islam Indonesia, misalnya, tidak lepas dari politik penjajahan yang terjadi dimasa lampau.
Demikian pula banyak fenomena sosial keagamaan yang terdapat dikalangan umat islam, seperti pemahaman dengan kitab suci, ritus-ritus keagamaan, konflik antar organisasi sosial keagamaan, dan pemahaman aqidah tidak bisa dipahami tanpa pemahaman sejarah. Karena itu pendekatan sejarah merupakan “ pisau analisis ”  untuk memahami berbagai fenomena keagamaan.
Pendekatan sejarah secara lebih teknis perlu dibedakan dengan penelitian sejarah. Dengan melakukan rekontruksi terhadap fenomena masa lampau, baik gejala keagamaan yang terkait dengan masalah politik, sosial, ekonomi, dan budaya, misalnya bagaiman pesantren dan kyai dalam melakukan perlawanan terhadap perlawanan tentara belanda dalam agresi militer kedua ( tahun 1948 ) ?
 Sejarah ini belum terlalu lama berlalu sehingga para pelaku dan saksi atasperistiwa tersebut relative masih banyak. Karena itu, peristiwa ini dapat direkontruksi melalui lisan, yakni dengan melakukan wawancara mendalam dengan pelaku sejarah dan saksi hidup. Juga dapat melakukan telaah kepustakaan, seperti Koran, majalah, arsip, dokumen-doumen pribadi, dan lain sebagainya.[6]
Pendekatan Heurmenetika
Ada tiga komponen pokok hermeneutika. Kesatu, adanya tanda, pesan berita yang kerap berbentuk teks. Kedua, harus ada sekelompok penerima yang bertanya-tanya atau merasa “asing” terhadap pesan itu. ketiga, adanya perantara atau kurir antara kedua belah pihak.
Peta pendekatan hermeneutik menurut palmer adalah:
1.   Sebagai teori penafsiran kitab suci( oleh J.C. Danhauer)
2.   Sebagai metode filologi, yang hanya menakankan pada kosakata atau gramatikal
3.   Sebagai ilmu pemahaman linguistik, sebagai kritik pada metode filologi,dan menawarkan                       perpaduan gramatikal dan psikologi (oleh Schleiermacher)
4.   Sebagai fondasi metodologi ilmu-ilmu kemansusiaan (oleh Wilhelm Dilthey)
5.   Sebagai sistem penafsiran[7]




  IV.KESIMPULAN
penyuluh agama adalah ujung tombak yang berperan penting dalam upaya membimbing masyarakat memahami ajaran agama, dan mengamalkannya secara berkualitas.
Tujuan pembangunan sederhana saja yaitu memberantas kemiskinan dan menjembatani kesenjangan. Karena kemiskinan dan kesenjangan memiliki akar masalah kemakmuran dan keadilan maka pembangunan pada akhirnya berdampak pada ekonomi, juga pada sosial.          
Keberhasilan seorang Penyuluh Agama Islam dalam melaksanakan tugasnya di masyarakat dipengaruhi oleh beberapa komponen diantaranya melalui pendekatan filologi : fenomenologi, semantik,  historiografi, heurmrnetika.

     V.                                                                                                                                                                                                                   PENUTUP  
Demikian makalah ini kami buat, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita. Apabila ada kekurangan dari makalah kami, kritik dan saran sangat kami harapkan guna membangun makalah kami yang selanjutnya.









DAFTAR PUSTAKA

http/adamtets/blogspot.com/2011/12/09:30/penyuluhan agama/html
Moralitas dan pembangunan. Yogyakarta: 1994. Lkpsm
Pengembangan materi penyuluhan agama islam, Drs.H.Herman Bahdim dan Drs.H.Mustain,MM, Jakarta:2002
Pius a partanto, M. dahlan al barry.kamus ilmiah populer.arkola.Surabaya
Relasi tuhan dan manusia : pendekatan semantic. posed on april 26, 2010 by ahmad sumantho dalam bukunya Toshihiko Izutsu yang berjudul “God and Man in The Quran”.
U maman dkk. Metodologi penelitian agama, teori dan praktik. Jakarta: 2006. Rajagrafindo persada.



[1] http/adamtets/blogspot.com/2011/12/penyuluhan agama/html
[2] Moralitas dan pembangunan. Yogyakarta. 1994. lkpsm
[3] Pengembangan materi penyuluhan agama islam, Drs.H.Herman Bahdim dan Drs.H.Mustain,MM, Jakarta:2002hal52
[4] Ibid.hal54
[5] Relasi tuhan dan manusia : pendekatan semantik. posed on april 26, 2010 by ahmad sumantho dalam bukunya Toshihiko Izutsu yang berjudul “God and Man in The Quran”.

[6] U maman dkk. Metodologi penelitian agama, teori dan praktik. Jakarta. 2006. Rajagrafindo persada. Hal 149. 
[7] http/adamtets/blogspot.com/2011/11/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar